Siapa disini yang suka menggunakan produk skincare dari klinik? Ini pertama kalinya aku pakai skincare dari JGlow. JGlow ini klinik kecantikan yang based in Bandung dan udah mendapat izin BPOM. Yang bikin aku tertarik untuk pakai skincare satu set dari JGlow ini supaya ngga usah ribet mix and match produk lagi karena kebanyakan skincare yang udah satu variant, masing-masing produknya bakal saling bersinergi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Sebelum aku coba pakai Acne Series dari JGlow, aku konsultasi dulu sama representativenya dan disaranin untuk cobain paket skin care untuk Acne. Awalnya aku bingung karena aku jarang coba produk untuk acne skin karena tipe kulitku bukan acne-prone skin. But I decided to go with it anyway, karena akhir-akhir itu kulitku lagi sering berminyak dan bruntusan.

So let's jump down to the details, shall we?

Acne Facial Cleanser

Kalau dilihat dari ingredients-listnya, ini tipe foaming cleanser yang aku suka. Busa nya ngga tebel, finishnya ngga bikin muka kerasa kesat. Tekstur cleanser ini seperti cream, warnanya hijau dan ada wangi tea tree, ciri khas skincare untuk kulit berjerawat. Menurutku jenis cleanser yang gentle ini memang cocok untuk jerawat karena ngga mengganggu skin barrier kita. Setelah dibilas, dia bakal ninggalin kesan yang bikin muka kerasa halus. I love it. 

Ingredients list: Water, Sodium Laureth Sulfate, Glycol Distrearate, Cocamidopropyl Betaine, Sodium Lauroyl Sarcosinate, Cocamide DEA, Sodium Lauroyl Oat Amino Acid, Propylene Glycol, Tea Tree Oil, Propylparaben, Lauric Acid, Tetrasodium EDTA, CI 42053.

Acne Face Toner

Toner yang berbentuk spray ini multifungsi, bisa dijadiin face mist dan sebagai toner. Kandungannya ada Salicylic Acid dan Tea Tree Oil yang cocok untuk kulit berjerawat dan juga sebagai oil-control. Ada alkoholnya di list kedua, jadi tekstur toner ini bener-bener ringan. Aku pribadi pakai ini untuk dijadiin face mist, sebelum hydrating toner. Karena kalau pakai ini aja rasanya kurang hydrating di kulitku. 

Ingredients list: Water, Alcohol, Propylene Glycol, Salicylic Acid, Hydrogenated Castor Oil, Lactic Acid, Tea Tree Oil, Methylparaben, CI 42053.

Skin Refining Serum

Biasanya aku pakai di malam hari, karena ada actives nya yaitu Glycolic Acid dan Salicylic Acid. Nggak di disclose isinya berapa % tapi berdasarkan pengalamanku pakai ini, masuknya ke mild exfoliator sih. Pas ada jerawat pakai ini dia ngga bikin jerawat jadi perih, tapi efektif buat keringin jerawatnya perlahan-lahan sampai tinggal bekasnya doang. Yang aku suka lagi adalah dia ini fragrance-free, kalau alcohol masih ada tapi so far ngga begitu kerasa drying di kulitku selama dikasih hidrasi yang cukup.

Ingredients list: Water, Alcohol, Propylene Glycol, Niacinamide, Butylene Glycol. Phellodendron Amurense Bark Extract, PEG-60 Hydrogenated Castor Oil Glycolic Acid, Glycine Soja Protein, Rehmannia Chinensis Root Extract, Salix Alba Bark Extract Houttuynia Cordata Extract, Melia Azadirachta Leaf Extract, Scutellaria Baicalensis Root Extract Glyceryl Caprylate, Lactobacillus/Pear Juice Ferment Filtrate, Ethylhexylglycerin, OCymen-5-0 Salicylic Acid, Triethanolamine, Methylparaben, Camphor. 

Sunscreen Pink Cherish

My favorite product in this series! Aku memang suka sekali pakai day cream karena lebih ringkas, terlebih day cream yang udah ber-SPF seperti Sunscreen Pink Cherish ini. Biasanya day cream didesain untuk mengunci semua layer skincare pagi dengan finish 'my skin-but-better' Nah, Sunscreen ini juga begitu. Finishnya matte sehingga yang kulitnya oily ngga akan merasa greasy ketika pakai sunscreen ini. Ada tone-up nya jadi bikin kulit cerah instant. Yang kusuka adalah dia ngga bikin kulitku minyakkan seharian dan finishnya walaupun matte tapi tetap kelihatan glowing. 

Sekarang aku bakal jelasin pengalamanku pakai rangkaian skincare dari JGlow ini. Pertama-tama, sebelum aku pakai JGlow ini, kondisi kulitku memang lagi berminyak banget dan karena banyak excess oil jadinya bruntusan jadi gampang muncul. Setelah paket dari JGlow ini sampai, aku perlahan-lahan lepas skincare ku biasanya dan pertama aku pakai Facial Wash dan Sunscreennya terlebih dahulu. Setelah itu besoknya aku lanjut pakai Face Toner nya dan Night Cream dari JGlow ini (untuk night cream ini aku dapat yang label biru, jadi harus dikonsultasikan dulu ya).

Setelah aku sudah lepas produk skincare yang biasanya aku pakai, aku merasa kulitku jadi kemerahan dan kering seperti ciri-ciri kulit yang teriritasi. Saat itu aku curiga karena semua produk dari JGlow ini fungsinya untuk kulit yang berjerawat dan kulit berminyak, jadi cenderung drying di kulitku. Meskipun kulitku memang combi to oily, aku tetap merasa butuh hydrator dan moisturizing agent di setiap rangkaian skincare ku. Perhaps it might be better if they add humectants or soothing agent in the future untuk nyeimbangin antara actives dan hydrator pada series Acne ini.

Akhirnya aku konsultasi dengan Kak Windy, representative dari JGlow dan Kak Windy nyaranin aku untuk berhentiin pakai night cream beserta tonernya dulu. Akhirnya aku berhenti pakai kedua produk itu dan mulai gabungin skincare JGlow dengan skincare ku biasanya yang bersifat hydrating dan repairing. 

Setelah kulitku mulai membaik, aku kembali menggunakan night cream dan acne tonernya. Selama pemakaian skincare dari JGlow, aku selalu menggabungkan dengan skincare ku lainnya dan hasilnya lebih balance; minyak jadi lebih terkontrol tapi kulit tetap terasa lembab. Kulitku pun karena produksi minyak jadi lebih terkontrol, bruntusan di dahi jadi hilang dan setelahnya ngga mudah muncul bruntusan lagi. Walaupun begitu, bruntusan di jawline masih tetap ada, karena akupun ngga mengurangi intensitas pemakaian masker. But overall, it was a good experience. Lesson learned; balancing is key!

Overall, aku cukup puas dengan pemakaian JGlow ini. Andai saja kalau mereka menambahkan produk yang bersifat soothing dan calming di series ini, pasti akan lebih bagus! Ohiya, kalau kalian tertarik untuk cobain produk ini, kalian bisa langsung visit instagramnya dan langsung konsultasi paket apa yang cocok sama concern kulit kamu.

PS: use my name "DANTY" saat check out buat dapetin free ongkir!

 Ternyata sudah lebih dari sebulan aku nggak update di blog ini:") Bagi yang sekarang masih suka baca Skin and Purr, terima kasih banyak! You are the reason why I keep writing reviews on this platform. 

Awal tahun ini, Studio Tropik baru aja ngeluarin skincare baru yaitu toner sekaligus essence yang terdiri dari dua varian product, yaitu Probiome Skin Tonic dan Herbitus Skin Tonic. Kedianya diformulasikan untuk dua jenis kulit yang berbeda, Probiome untuk Dry and Very Dehydrated skin, sedangkan Herbitus untuk Oily and Acne-prone skin. Aku sebenarnya punya kulit combi to oily, tapi aku pilih yang varian Probiome karena kulitku termasyk ke dehydrated skin dan dari segi tekstur, sepertinya aku lebih nyaman sama tekstur toner yang watery ketimbang thick. 

Skin Tonic ini dibuat sebagai "Welcome Drink" yang mempersiapkan kulit kita untuk serangkaian skin care selanjutnya. Dalam box-nya dianjurkan untuk dipakai setelah mencuci muka untuk mengaktifkan "Super Sponge Mode", yang aku rasa agar tahapan skincare selanjutnya jadi cepat meresap (quite similar as booster, eh?) Toner ini memang membuat skincare selanjutnya cepat meresap, jadi aku merasa klaimnya sesuai dengan pengalamanku.

Warnanya putih susu, seperti susu kental manis dan teksturnya walaupun watery masih somehow terasa creamy. Karena fragrance-free, aku ngga merasa toner ini ada wangi apapun. Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, toner ini cukup cepat meresapnya dan bikin skincare selanjutnya jadi lebih cepat meresap. Jenis toner seperti ini berdasarkan sepengalamanku cocok untuk dijadikan 'buffer' sebelum memakai skincare dengan bahan aktif supaya lebih maksimal. 

Setelah meresap, aku memang merasa toner ini dapat memberikan instant hydration sekaligus moisturizing effect. Karena sekaligus moisturizing, setelah menyerap toner ini akan meninggalkan residu yang terasa greasy ketika dipegang. Aku pribadi kurang suka bagian ini but it doesn't matter anyway karena selanjutnya aku bakal lanjutin tahapan skincare selanjutnya. 

Aku memiliki pengalaman menggunakan toner ini ketika kulitku sedang iritasi, kering kemerahan dan terasa perih. Hasilnya, dalam dua hari toner ini mampu mengembalikan kondisi kulitku seperti semula ketika dipakai secara extra; dipakai 2-3 layer sekaligus dipakai CSM. Kulitku setelahya jadi lebih calm (tentunya dibantu oleh skincare yang bersifat calming), plumpy dan well-hydrated. It saddens me ketika masih banyak orang yang belum ngerasain the power of hydration. Barrier kulitku kalau dirasa lagi 'damaged' pasti akan berangsur-angsur membaik setelah diberikan hidrasi yang cukup. I believe there's so many things that your skin can achieve if you keep your skin's hydration and moisture level.

Studio Tropik Probiome Skin Tonic ini bisa kalian beli secara online dengan harga Rp 180.000,- untuk ukuran 100mL!  

 Brand Nature Republic ini merupakan brand korea pertama yang aku punya. Dulu, produk yang hits dari Nature Republic adalah Aloe Vera Gel yang legendaris, yang dikemas dengan jar besar berwarna hijau dan tekstur gel nya yang ringan dan transparan. Aku adalah salah satu orang yang punya Aloe Vera Gel dari Nature Rpublic itu, bahkan, produk itu merupakan produk skincare pertamaku yang membuat aku semangat untuk explore bermacam produk lainnya.

Baru-baru ini, Nature Republic merilis series terbaru mereka yaitu Hyalon Active 10! Series yang dikemas dengan seluruhnya berwarna biru laut ini terlihat menyegarkan mata, sesuai dengan klaimnya yang bertujuan untuk kulit yang Dewy and Moisturized. Cukup simple, kan? Karena kulit yang lembab adalah kebutuhan dasar tiap kulit, aku merasa varian Hyalon Active 10 ini dapat digunakan untuk semua jenis kulit (kalau cocok, tentunya). 

Star-ingredients dari varian ini adalah Bluronic Acid, yang merupakan gabungan dari 10 jenis Hyaluronic Acid dan mikroorganisme laut yang bisa meningkatkan elastisitas kulit. Tentunya kita semua udah familiar dengan Hyaluronic Acid yang merupakan agen hidrasi yang sangat baik, sekarang ditambah 10 jenis dari HA lagi! Kulit yang dehidrasi pasti bakal suka sama varian ini. 

Aku dikirimkan tiga produk dari series ini; Foam Cleanser, Toner, dan Blue Capsule Serum. Semuanya termasuk kedalam big size. Cleanser berukuran 150ml, Toner 300ml dan Serumnya sebesar 50ml. 

Hyalon Active 10 Foam Cleanser

Cleanser ini termasuk kedalam soap-formula karena ingredientsnya ada Myristic Acid, Lauric Acid, dan Potassium Hydroxide di bagian awal ingredients list. Sepengalamanku dengan cleanser jenis ini akan membuat kulit terasa bersih kesat. Ketika dibusakam, tekstur foamnya terasa ringan dan tidak berat seperti foam cleanser dengan soap formula lainnya. Foam cleanser ini memang meninggalkan rasa kesat ketika dibilas, tapi kulitku tetap terasa moisturized, seperti ada kelembapan lebih dalam kulitku sesaat setelah menggunakan sabun muka ini. Namun efeknya tidak berlangsung lama, maka dari itu aku akan merekomendasikan untuk segera menggunakan hydrating toner setelah menggunakan sabun muka ini agar tidak terasa kering.

Hyalon Active 10 Toner

Toner dengan tekstur kental ini tergolong cukup besar karena ukurannya yang 300ml, sepertinya akan dapat digunakan dalam waktu yang lama. Bersamaan dengan tonernya, aku juga dapat kapas yang memiliki dua sisi kasar dan sisi halus. Ketika menggunakan hydrating toner, aku cenderung lebih suka mengaplikasikannya dengan tangan karena juga akan membuat kulit tanganku lebih halus dan lembab. Karena teksturnya kental, hidrasi yang diberikan toner ini benar-benar sesuai. Malah terkadang aku harus menyesuaikan penggunaan toner ini agar kulitku tidak over-moisturized. Dipakai sedikit saja sudah cukup untuk menghidrasi kulitku.

Ohiya, tonernya ini bisa dipakai dengan Chizu Saeki Method dengan cara dikompreskan dengan kapas. Berdasarkan pengalamanku memakai toner ini untuk CSM, rasanya kulitku seoerti diberi minum yang cukup karena terasa terhidrasi dengan sangat baik. Tapi, toner ini nggak bikin kulitku terasa lebih kenyal setelah CSM jadi aku hanya bisa mengandalkan toner ini untuk menghidrasi kulitku.

Hyalon Active 10 Blue Capsule Serum

Produk terakhir dari varian ini adalah serum nya yang memiliki tekstur seperti gel, tapi terasa ringan ketika dibaurkan. Sama seperti tonernya, pakai sedikit aja udah bikin kulit berasa lebih lembab. Yang perlu aku beritahu disini adalah serum ini nggak cuma memberikan hidrasi yang super tapi juga ditambah ada efek moisturizingnya. Hasilnya lebih deep-moisturized menurutku jadi cocok dipakai ketika kulit lagi kering/dehidrasi. Finishnya agak sedikit tacky jadi walaupun sudah lembab, aku tetap layer lagi dengan moisturizer yang ringan supaya ngga overmoist. 

Berdasarkan pengalamanku pakai ini, produk ini bisa langsung men-tackle permasalahan kulitku yang terkadang terasa dehidrasi. Biasanya ditandai dengan kulit yang berminyak lebih tapi terasa ketarik dari dalam dan nggak kerasa supple. Akan tetapi, ketika kulitku sedang terasa normal (berminyak tapi ngga berlebih) aku lebih suka menggunakan tonernya sendirian tanpa serumnya di siang hari karena apabila ditambah dengan serumnya akan terlalu terasa 'berat' di kulitku yang mengarah ke combination-oily. Pada malamnya, aku cenderung lebih suka kulit yang heavy-moisturized jadi aku suka menggunakan kedua produknya (toner dan serum) sebelum tidur agar kelembapan kulit selalu terjaga di malam hari sampai pagi harinya!

 Review kali ini adalah sleeping mask lokal dari Callista! Pas aku kenal sama produk ini, aku cukup tertarik karena gel nya berwarna pink (HAHAH I'm sorry aku bucin pink) dan mengandung Rosehip Oil, yaitu jenis oil yang cukup bikin aku penasaran dan memang belum ada kesempatan untuk coba single oil-nya. Namun, aku khawatir karena sebelumnya aku belum pernah menemukan sleeping mask yang cocok di kulitku. 

Sebelumnya, aku pernah coba Emina Sleeping Mask, awalnya cocok di aku, kulitku jadi terasa plump dan lembab tapi di hari ke-3 kulitku bereaksi kurang baik. Selain itu, aku juga pernah coba Viva Sleeping Mask yang kemudian juga bereaksi sama seperti sleeping mask sebelumnya. Setelah itu, aku agak trauma untuk mencoba sleeping mask lainnya. Tapi, sebenarnya terdapat perbedaan dari sleeping mask ini dari sisi ingredients-list nya. Sleeping Mask dari Callista ini seperti Aloe Vera gel yang isinya mengandung banyak humectant. Karena aku belum pernah ada pengalaman negatif dengan aloe vera gel sebelumnya, why not give it a try?

Gel yang berwarna pink ini memang terasa ringan ketika dibaurkan dan ada hint wangi segar. Ketika diaplikasikan ke kulit pun gel ini tidak langsung menyerap, melainkan ada efek soothing dan coolingnya yang bisa bikin relax sebelum tidur. Cooling sensationnya tidak begitu tahan lama semalaman, tapi sleeping mask ini cukup nyaman untuk dipakai sambil tidur karena lama kelamaan akan menyerap sendiri. 

Ingredients List: Aqua, Butylene Glycol, Propylene Glycol, Ammonium Acryloyldimethyltaurate, VP/​VA Copolymer, Sodium Hyaluronate, Phenoxyethanol, Menthyl Lactate, PPG-26-Buteth-26, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Ethylhexylglycerin, Xanthan Gum, Perfume, Ci 17200, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Rosa Rubiginosa Seed Oil

Aku suka dengan efek yang diberikan oleh sleeping mask ini setelah bangun tidur, muka terasa lebih terhidrasi tanpa berminyak. Kalau dipakai rutin, sleeping mask ini bisa meningkatkan tingkat hidrasi pada kulit yang membuat kulit kita terlihat bercahaya. Aku rasa sleeping mask ini cocok untuk si pemilik kulit oily karena produk ini tidak memberikan efek moisturizing melainkan lebih ke hydrating, sesuai namanya.

Karena sleeping mask ini tidak memberikan efek moisturizing, sleeping mask ini lebih cocok dipakai ketika kulitku sedang dalam kondisi berminyak. Namun, ketika kondisi kulitku sedang cenderung kering, aku suka menggabungkannya dengan face oil untuk menambah emollient pada kulit. 

Sleeping mask ini bisa kalian beli di Official Website Callista seharga Rp 85.000,- untuk 75 gram! Isinya lumayan banyak untuk ukuran sleeping mask, makanya kalian harus coba sleeping mask ini!

Setelah kemarin habis review night cream nya, sekarang gantian aku review Nurish Organiq 24K Gold Moisturizing Day Cream! Rasanya satisfying menurutku kalau aku bisa pakai produk dari satu rangkaian yang sama. Maka kali ini aku berkesempatan cobain Day Cream nya! Sebelumnya, aku sudah pernah baca review teman-teman tentang Day Cream ini dan aku sudah aware dengan teksturnya yang tebal dan ada whitecast sedikit. 

Sama seperti Night Cream nya dari varian yang sama, Day Cream ini dikemas dengan Jar plastik tebal. Bedanya dengan Night Cream, tutup dari jar ini berwarna light gold sedangkan yang Night Cream berwarna lebih gelap. Keduanya sama-sama tidak memiliki spatula didalamnya, jadi untuk aplikasnya bisa menggunakan aplikator sendiri atau pastikan bahwa tangan selalu dalam keadaan bersih ketika akan menyentuh produknya. 

Ingredients List: Water, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Propylene Glycol, Hydrogenated Polydecene, Cetyl Alcohol, Titanium Dioxide, Glyceryl Stearate, PEG-100 Stearate, Benzophenone-3, Tribehenin PEG-20 Esters, Cera Alba, Phenyl Trimethicone, Fragrance, Hydrolyzed Sodium Hyaluronate, Sodium Hyaluronate, Ascorbyl Glucoside, Niacinamide, Tocopheryl Acetate, Glycerin, Caprylyl Glycol, Pentapeptide-18, Acetyl Hexapeptide-8, Punica Granatum Fruit Extract, Hydrolyzed Collagen, Acetyl Heptapeptide-9, Colloidal Gold, Propanediol, Evodia Rutaecarpa Fruit Extract, Phenoxyethanol, Ethylhexylglycerin, Xanthan Gum, Acrylates/C10-30 Alkyl Acrylate Crosspolymer, Disodium EDTA, Aminomethyl Propanol, Hydroxystearic Acid.

Day Cream ini sudah memiliki SPF 25 dan kalau aku sudah pakai day cream yang udah ada sun protectionnya, aku tidak akan menggunakan sunscreen terpisah lagi. Seperti yang sudah aku tahu sebelumnya, tekstur dari cream ini terasa tebal ketika di swatch dan agak sulit untuk dibaurkan ketika kulit dalam keadaan kering. Saran dariku, selalu aplikasikan pada kulit dalam keadaan basah/lembab! Aku pribadi butuh waktu kurang lebih 2 menit untuk membaurkan produknya ke seluruh muka. Ohiya, cream ini juga berpotensi pilling. Sebaiknya ketika menggunakan ini cukup skincare yang minimalist saja seperti toner + day cream. 

Sesuai dengan namanya, cream ini benar-benar terasa moisturizing di kulitku. Saking moisturizingnya, kulitku terasa jadi lebih sejuk ketika diaplikasikan. Maka dari itu, saranku juga jangan lupa untuk menambahkan hidrasi ketika memakai cream ini untuk menambah kadar air di dalam kulit. Walau teksturnya tebal, tapi cream ini terasa ringan ketika fully blended sehingga masih nyaman untuk dipakai sehari-hari. Karena aku tidak menggunakan sunscreen lagi ketika pakai cream ini, biasanya aku jadikan cream ini sebagai base makeup ku karena finishnya yang terlihat glowing. Another side note, karena memang klaimnya yang moisturizing, cream ini tidak bisa mengontrol minyak berlebih. Jadi setelah beberapa jam, biasanya kulitku akan berminyak terutama di bagian hidung. 

Kali ini adalah review produk kedua dari Nurish Organiq, yaitu 24K Gold Moisturizing Night Cream! Night Cream ini merupakan produk krim malam yang pertama kali bikin aku tertarik sama brand ini. Salah satunya karena aku tertarik membaca review teman-teman yang sudah pakai produk ini and how this products works really great on their skin. 

When it comes to night skincare, rasanya nggak nampol kalau kulit belum kerasa 'berat' karena skincare. Moisturizer adalah produk yang wajib aku pakai sebelum tidur untuk mencegah Transepidermal Water Loss (TEWL) yaitu menguapnya air dari permukaan kulit. Oleh karena itu, aku butuh sesuatu yang bisa 'mengunci' kadar air dalam kulitku dengan sesuatu yang oklusif. And there is why I need a moisturizer for my night routine.

Varian Nurish Organiq yang 24K Gold ini sepertinya memang ditujukan untuk matured skin, karena didalamnya banyak terkandung antioksidan, collagen dan peptides. Klaimnya sendiri memang untuk mengencangkan kulit, menyamarkan garis halus dan kerutan. Meskipun aku sendiri masih tergolong early 20s (I'm 21 years old, btw!) aku cukup suka mencoba produk dengan label 'anti-aging' karena bisa membuat kulitku terasa lebih kencang dan kenyal. Selain itu, didalamnya juga terdapat antioksidan dan skin-loving ingredients lainnya, what's not to love about it?

Ingredients List: Water, Caprylic/Capric Triglyceride, Glycerin, Butylene Glycol, Phenyl Trimethicone, Cyclopentasiloxane, Dimethicone Crosspolymer, Sodium Polyacrylate, C18-C21 Alkane, Trideceth-6, Fragrance, Ammonium Acryloyldimethyltaurate/VP Copolymer, Silica, Hydrolyzed Sodium Hyaluronate, Sodium Hyaluronate, Niacinamide, Ascorbyl Glucoside, Tocopheryl Acetate, Caprylyl Glycol, Acetyl Hexapeptide-8, Pentapeptide-18, Punica Granatum Fruit Extract, Hydrolyzed Collagen, Acetyl Heptapeptide-9, Colloidal Gold, Propanediol, Evodia Rutaecarpa Fruit Extract, Phenoxyethanol, Ethylhexylglycerin, Disodium EDTA

Teksturnya sangat cocok untuk ukuran night cream, gel-cream yang terasa ringan ketika di swatch tapi tetap kerasa rich ketika diaplikasikan di kulit. Cream ini juga tidak langsung menyerap, akan butuh waktu beberapa saat untuk nge'set' dan membuat lapisan diatas kulit. Tekstur night cream seperti ini mengingatkanku pada sleeping mask, yang sejatinya menurutku adalah bahasa lain dari night cream (alias sama saja haha) teksturnya mengingatkan aku pada Viva Sleeping Mask tapi Nurish Organiq 24K Gold Moisturizing Night Cream ini seperti namanya, lebih terasa moisturizing di kulitku.

Seperti day cream nya (yang akan ku review setelah review ini sepesai, hopefully) night cream ini memiliki wangi yang terasa manis. Aku pribadi suka dengan wanginya, tetapi wanginya ini bertahan cukup lama yang kemungkinan nggak semua orang akan suka. So if you're not into strong-fragranced skincare, you might wanna take a note on this.

As the title 'moisturizing' suggests, cream ini benar-benar mampu melembabkan kulitku semalaman. Cream ini mampu mengunci hidrasi dalam kulitku sehingga kulitku terasa lebih kenyal di pagi hari. Seperti yang aku bilang sebelumnya, cream ini membuat lapisan diatas kulit yang ketika dibasuh dengan air akan terasa licin. Jadi, cream ini memang meninggalkan residu di kulit jadi aku selalu ingat untuk membasuh muka setelah bangun tidur. 

I love the texture and the experience, beneran. If only wanginya agak dikurangi sedikit, pasti bakal banyak orang juga yang suka dengan night cream ini. Cream ini isinya 40ml, lumayan banyak untuk ukuran cream dan dapat dibeli seharga Rp 139.000,- di Guardian Indonesia. 

 Siapa yang suka mampir ke Guardian dan ketemu brand skincare Nurish Organiq? Bagi yang belum kenal, jadi Nurish Organiq ini adalah brand asal Malaysia yang sekarang sudah resmi dijual di Indonesia khususnya di Guardian drugstore! Aku pribadi sering sekali mampir ke drugstore Guardian, jadi Nurish Organiq ini nggak asing lagi bagi aku karena sering liat-liat produknya juga di Guardian, hihi. Nah, terus beberapa waktu yang lalu aku ditawari oleh pihak Nurish Organiq untuk mencoba rangkaian skincare dari mereka! Aku diminta untuk memilih tiga produk, salah satunya adalah Brightening Toner Nurish Organik ini.

Toner ini termasuk kedalam varian brightening yang fungsinya untuk mencerahkan wajah. Satu hal yang unik dari Nurish Organiq ini adalah mereka nggak menggunakan bahan pencerah seperti Niacinamide, Alpha Arbutin atau Glutathione, seperti brightening skincare pada umumnya. Disini mereka menggunakan plant extracts seperti Hibiscus flower extracts yang mengandung AHA natural untuk mengangkat sel kulit mati dan mencerahkan kulit. Selain itu juga ada Bilberry extracts yang juga dapat mencerahkan kulit. Selain manfaat untuk brightening, toner ini juga mengandung beberapa flower extracts lain seperti cucumber extracts dan plumeria leaf cell extracts.

This is basically a brightening toner, dengan kemasan plastik yang tebal sehingga ngga menimbulkan kesan yang ringkih. Isinya 80ml, kurang sedikit dari toner biasanya yang berisi 100 s.d 150ml tapi sebulanan pakai ini belum habis juga, kayaknya dua bulan baru habis, deh. Teksturnya cair seperti air, dan ada wangi cucumber yang subtle tapi tetap kerasa segar di kulit. Karena teksturnya ringan, dia cepat menyerap di kulitku, jadi bisa ku tumpuk lagi pakai skincare lainnya. Toner ini ada kandungan glycerin dan sodium hyaluronate nya jadi memang bisa memberi hidrasi walaupun ngga bisa ngasih efek hidrasi yang 'deep'. Intinya toner ini memberi hidrasi yang cukup ringan tapi apabila dipakai rutin, dia bisa tetap ngasih hidrasi yang cukup buat kulitku.

Gimana efeknya di kulitku? Sebelum pakai toner ini, kulitku sempat mengalami breakout yang ku curiga adalah aku ngga cocok sama produk skincare atau aku ngenalin banyak produk skincare ke kulitku dalam waktu yang singkat... jadi kulitku kayak marah gitu wkwk. Setelah bruntusannya agak mereda, aku baru bisa pakai produk ini lagi. Ternyata, toner ini mampu bikin jerawatku yang baru kempes (biasanya berwarna kemerahan) jadi lebih mereda. I suppose, toner ini bisa bikin bikin bekas jerawatku jadi lebih calm, walaupun ngga begitu berpengaruh terhadap bruntusan-bruntusan kecil yang jadi concernku saat mulai pakai produk ini. Tapi karena claimnya bukan untuk meredakan bruntusan, I think I'm fine with it, karena toner ini cukup ringan untuk dipakai sehari-hari dan cocok dengan rangkaian skincare ku yang lain.